Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji
serta syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT , berkat
segala bentuk nikmat yang telah di berikannya kepada kita semua salah satu
diantaranya adalah nikmat kelancaran. Dengan itu kami dari kelompok Aldehida
mampu merampungkan tugas ini dengan sebaik mungkin (lancar tanpa halangan suatu
apapun) dan dengan sedikit arahan dari guru kami tercinta ibunda Suswati selaku
guru mulok lain (ethanol), dengan itu juga kami membuat makalah ini tentang
pembuatan ethanol dari kulit pisang mulai dari tanggal 24 januari 2014 dan
selesai pada tanggal 7 febuari 2014.
Tetapi manusia
adalah tempatnya kesalahan berlabuh, maka dari itu maafkanlah karena mungkin
nantinya ada kesalahan atau kata-kata yang tidak berkenan di hati para pembaca
kami mohon maaf, tetap tujuan awal kami membuat makalah ini adalah bermanfaat
bagi semuanya. Amin
Kotabumi Utara, 7 febuari 2014
Hormat Kami,
( Kelompok
Aldehida)
Daftar Isi
Kata Pengantar
......................................................................................................................... 1
Daftar Isi
..................................................................................................................................
2
Bab I
Pendahuluan
I.I Latar Belakang ....................................................................................................................
3
I.II Tujuan ................................................................................................................................
3
I.III Tinjauan Pustaka ..............................................................................................................
4
1.
Bahan
Baku ...............................................................................................
4
2.
Mikroorganisme
pada Fermentasi ............................................................. 4
3.
Hidrolisis
..................................................................................................
5
4.
Fermentasi
.................................................................................................
6-7
5.
Alkohol ......................................................................................................
8
Bab II isi
II.I Alat dan Bahan ..................................................................................................................
8
II.II Cara Kerja ........................................................................................................................
9
1. Persiapan Bahan .........................................................................................
9
2. Hidrolisis Pati .............................................................................................
9
3. Fermentasi ..................................................................................................
9
4. Uji Kandungan Alkohol .............................................................................
10
II.III Data Pengamatan ...........................................................................................................
10
II.IV Pembahasan
...................................................................................................................
11
Bab III
III.I Kesimpulan .....................................................................................................................
13
III.II Daftar Pustaka ...............................................................................................................
13
III.III Kritik dan Saran ...........................................................................................................
13
Bab I Pendahuluan
I.I Latar
Belakang
Pada masa sekarang kecendrungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi
sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin
menipis. Oleh karena itu, perlu adanya bahan altern atif yang dapat digunakan
sebagai pengganti minyak bumi. Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar
untuk pemecahan masalah energi pada saat ini. Saat ini sedang diusahakan secara
intensif pemanfaatan bahan-bahan yang mengandung serat kasar dengan karbohidrat
yang tinggi, dimana semua bahan yang mengandung karbohidrat dapat diolah
menjadi bioethanol. Misalnya umbi kayu, ubi jalar, pisang, kulit pisang, dan
lain-lain. Bioethanol dapat dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung
senyawa selulosa dengan menggunakan bantuan dari aktivitas mikroba. Pisang
dengan nama Latin Musa paradisiacal merupakan jenis buah-buahan tropis yang
sangat banyak dihasilkan di indonesia. Pulau Jawa dan Madura mempunyai
kapasitas produksi kira-kira 180.153 ton pertahun.Dari keseluruhan jumlah
tersebut terdapat jenis buah pisang yang sering diolah dalam bentuk gorengan,
salah satunya
pisang kepok. Kulit dari buah pisang kepok biasanya oleh masyarakat hanya
dibuang dan hal itu menjadi permasalahan limbah di alam karena akan
meningkatkan keasaman tanah dan mencemarkan lingkungan. Berdasarkan
permasalahan itulah penelitian tentang pengolahan limbah kulit pisang kepok ini
dilakukan agar lebih berguna untuk masyarakat. Bioetanol merupakan cairan hasil
proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat (pati) menggunakan bantuan
mikroorganisme. Produksi bioetanol dari
tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, dilakukan melalui proses
konversi karbohidrat menjadi gula atau glukosa dengan beberapa metode
diantaranya dengan hidrolisis asam dan secara enzimatis. Metode hidrolisis
secara enzimatis lebih sering digunakan karena lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan katalis asam. Glukosa yang diperoleh selanjutnya dilakukan
proses fermentasi atau peragian dengan menambahkan yeast atau ragi sehingga
diperoleh bioetanol.
I.II Tujuan
Penulisan makalah
ini bertujuan untuk membuat bioetanol dari limbah kulit pisang.
I.III Tinjauan
Pustaka
1.
Bahan
Baku
Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat dalam
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang disimpan dalam akar, batang buah, kulit,
dan biji sebagai cadangan makanan. Pati adalah polimer D-glukosa dan ditemukan
sebagai karbohidrat simpanan dalam tumbuh-tumbuhan, misalnya ketela pohon,
pisang, jagung,dan lain-lain (Poedjiadi A, 1994). Kulit pisang kepok digunakan
karena mengandung karbohidrat. Karbohidrat tersebut diurai terlebih dahulu
melalui proses hidrolisis kemudian di fermentasi dengan menggunakan
Saccharomyces cereviseae menjadi alkohol. Bioetanol (C 2H5OH) adalah cairan
dari fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme
(Anonim, 2007). Bioetanol diartikan juga sebagai bahan kimia yang diproduksi
dari bahan pangan yang mengandung pati, seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung,
dan sagu. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki
sifat menyerupai minyak premium (Khairani, 2007).
Komposisi kulit pisang ditunjukan pada tabel
1.
Berdasarkan tabel
1, komposisi terbanyak kedua pada kulit pisang adalah karbohidrat. Mengingat
akan hal tersebut dan prospek yang baik di masa yang akan datang, maka penyusun
mencoba mencari peluang untuk memanfaatkan kulit pisang sebagai bahan baku
dalam pembuatan bioethanol (Prescott and Dunn, 1959).
2.
Mikroorganisme
pada Fermentasi
Alkohol dapat diproduksi dari beberapa bahan secara fermentasi dengan
bantuan mikroorganisme, sebagai penghasil enzim zimosa yang mengkatalis reaksi
biokimia pada perubahan substrat organic. Mikroorganisme yang dapat digunakan
untuk fermentasi terdiri dari yeast (ragi), khamir,jamur, dan bakteri.
Mikroorganisme tersebut tidak mempunyai klorofil, tidak mampu memproduksi
makanannya. Dengan cara fermentasi, dan menggunakan substrat organic untuk
sebagai makanan.
Saccharomyces cereviseae lebih banyak digunakanuntuk memproduksi alkohol
secara komersial dibandingkan dengan bakteri dan jamur. Hal ini disebabkan
karena Saccharomyces cereviseae dapat memproduksi alkohol dalam jumlah besar
dan mempunyai toleransi pada kadar alcohol yang tinggi. Kadar alcohol yang
dihasilkan sebesar 8-20% pada kondisi optimum. Saccharomyces cereviseae yang
bersifat stabil, tidak berbahaya atau menimbulkan racun, mudah di dapat dan
malah mudah dalam pemeliharaan. Bakteri tidak banyak digunakan untuk
memproduksi alkohol secara komersial, karena kebanyakan bakteri tidak dapat
tahan pada kadar alkohol yang tinggi (Sudarmadji K., 1989).
3.
Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi kimia antara air dengan suatu zat lain yang
menghasilkan satu zat baru atau lebih dan juga dekomposisi suatu larutan dengan
menggunakan air. Proses ini melibatkan pengionan molekul air ataupun peruraian
senyawa yang lain (Pudjaatmaka dan Qodratillah, 2002).
Hidrolisis diterapkan pada reaksi kimia yang
berupa organic atau anorganik dimana air mempengaruhi dekomposisi ganda dengan
campuran yang lain, hydrogen akan membentuk satu komponen dan hidroksil ke
komponen yang lain.
Karena reaksi antara pati dengan air
berlangsung sangat lambat, maka untuk memperbesar kecepatan reaksinya
diperlukan penambahan katalisator. Penambahan katalisator ini berfungsi untuk
memperbesar keaktifan air, sehingga reaksi hidrolisis tersebut berjalan lebih
cepat. Katalisator yang sering digunakan adalah asam sulfat, asam nitrat, dan asam
klorida.
4.
Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses oksidasi karbohidrat anaerob jenih atau
anaerob sebagian. Dalam suatu proses fermentasi bahan pangan seperti natrium
klorida bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan organisme pembusuk dan mencegah
pertumbuhan sebagian besar organisme yang lain. Suatu fermentasi yang busuk
biasanya adalah fermentasi yang mengalami kontaminasi, sedangkan fermentasi
yang normal adalah perubahan karbohidrat menjadi alkohol.
Mikroba yang digunakan untuk fermentasi dapat berasal dari makanan
tersebut dan dibuat pemupukan terhadapnya. Tetapi cara tersebut biasanya
berlangsung agak lambat dan banyak menanggung resiko pertumbuhan mikroba yang
tidak dikehendaki lebuh cepat. Maka untuk mempercepat perkembangbiakan biasanya
ditambahkan mikroba dari luar dalam bentuk kultur murni ataupun starter (bahan
yang telah mengalami fermentasi serupa).
Manusia memanfaatkan Saccharomyces cereviseae untuk melangsungkan
fermentasi, baik dalam makanan maupun dalam minuman yang mengandung alcohol.
Jenis mikroba ini mampu mengubah cairan yang mengandung gula menjadi alcohol
dan gas CO 2 secara cepat dan efisien (Sudarmadji K., 1989).
Peoses metabolisme pada Saccharomyces cereviseae merupakan rangkaian
reaksi yang terarah yang berlangsung pada sel. Pada proses ini terjadi
serangkaian reaksi yang bersifat merombak suatu bahan tertentu dan menghasilkan
energy serta serangkaian reaksi lain yang bersifat mensintesis senyawa-senyawa
tertentu dengan membutuhkan energi. Saccharomyces cereviseae sebenarnya tidak
mampu langsung melakukan fermentasi terhadap makromolekul seperti karbohidrat,
tetapi karena mikroba tersebut memiliki enzim yang disekresikan mampu
memutuskan ikatan glikosida sehingga dapat difermentasi menjadi alcohol atau
asam.
Fermentasi bioethanol dapat didefenisikan
sebagai proses penguraian gula menjadi bioethanol dan karbondioksida yang
disebabkan enzim yang dihasilkan oleh massa sel mikroba. Perubahan yang terjadi
selama proses fermentasi adalah: Perubahan glukosa menjadi bioethanol oleh
sel-sel Saccharomyces cereviseae .
a.
Media
Pada umumnya bahan dasar yang
mengandung senyawa organik terutama glukosa dan pati dapat digunakan sebagai
substrat dalam proses fermentasi bioethanol (Prescott and Dunn, 1959)
b.
Suhu
Suhu optimum bagi pertumbuhan Saccharomyces cereviseae dan aktivitasinya
adalah 25-35 oC. suhu memegang peranan penting, karena secara langsung dapat
mempengaruhi aktivitas Saccharomyces cereviseae dan secra tidak langsung akan
mempengaruhi kadar bioethanol yang dihasilkan (Prescott and Dunn, 1959) Pada
penelitian ini pertumbuhan Saccharomyces cereviseae dijaga pada suhu 27 oC
(Rhonny.A dan Danang J.W, 2003).
c.
Nutris
Selain sumber karbon, Saccharomyces cereviseae juga memerlukan sumber
nitrogen, vitamin dan mineral dalam pertumbuhannya. Pada umumnya sebagian besar
Saccharomyces cereviseae memerlukan vitamin seperti biotin dan thiamin yang
diperlukan untuk pertumbuhannya. Beberapa mineral juga harus ada untuk
pertumbuhan Saccharomyces cereviseae seperti phospat, kalium, sulfur, dan
sejumlah kecil senyawa besi dan temb aga (Prescott and Dunn,1959). Pada
penelitian ini menggunakan 6 gr Za dan 6 gr urea sebagai nutrisinya dan
selanjutnya dipasteurisasa pada suhu 121 oC (Rhonny.A dan Danang J.W., 2003)
d.
pH
pH substrat atau media fermentasi merupakan salah satu faktor yang
menentukan kehidupan Saccharomyces cereviseae . Salah satu sifat Saccharomyces
cereviseae adalah bahwa pertumbuhan dapat berlangsung dengan baik pada kondisi
pH 4 – 6 (Prescott and Dunn, 1959). Pada penelitian ini pH media fermentasi (
filtrat ) dijaga pada kondisi pH 5 (Rhonny.A dan Danang J.W., 2003).
e.
Volume
starter
Volume starter yang ditambahkan 3-7% dari volume media fermentasi.
Jumlah volume starter tersebut sangat baik dan efektif untuk fermentasi serta
dapat menghasilkan kadar alcohol yang relative ti nggi (Monick, J. A., 1968).
Penambahan volume starter yang sesuai pada proses fermentasi adalah 5% dari
volume fermentasi (Prescott and Dunn, 1959). Volume starter yang terlalu
sedikit akan mengakibatkan produktivitas menurun karena menjadi lelah dan
keadaan ini memperbesar terjadinya kontaminasi. Peningkatan volume starter akan
mempercepat terjadinya fermentasi terutama bila digunakan substrat berkadar
tinggi. Tetapi jika volume starter berlebihan akan mengakibatkanhilangnya
kemampuan bakteri untuk hidup sehingga tingkat kematian bakteri sangat tinggi
(Desrosier, 1988).
f.
Waktu
fermentasi
Waktu fermentasi yang biasa dilakukan 3-14 hari. Jika waktunya terlalu
cepat Saccharomyces cereviseae masi dalam masa pertumbuhan sehingga alcohol
yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan jika terlalu lama Saccharomyces
cereviseae akan mati maka alcohol yang dihasilkan tidak maksimal (Prescott and
Dunn, 1959). g. Konsentrasi gula Konsentrasi gula akan berpengaruh terhadap
aktifitas Saccharomyces cereviseae . Konsentrasi gula yang sesuai kira-kira
10-18%. Konsentrasi gula yang terlalu tinggi akan menghambat aktivitas
Saccharomyces cereviseae , sebaliknya jika konsentrasinya rendah akan menyeb
abkan fermentasi tidak optimal (Prescott and Dunn, 1959).
5.
Alkohol
Alkohol dapat dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung pati dengan
menggunakan bantuan dari aktivitas mikroba. Bioethanol merupakan senyawa
organik yang mengandung gugus hidroksida dan mempunyai rumus umum C nHn+1 OH.
Istilah bioethanol dalam industri digunakan untuk senyawa etanol atau etil
bioethanol dengan rumus kimia C 2H5OH. Etanol termasuk bioethanol primer yaitu
bioethanol yanh gugus hidroksinya terikat pada atom karbon primer.
Sifat-sifat
bioethanol yang mudah menguap, udah terbakar, berbau spesifik, cairannya tidak
berwarna, dan mudah larut dalam : air, eter, khloroform, dan aseton (Rhonny. A
dan Danang J.W., 2003).
Bab II Isi
II. I Alat Dan Bahan
1. Alat :
ü Timbangan
elektrik
ü Kertas
pH
ü Pipet
tetes
ü Gelas
piala
ü Blender
ü Batang
pengaduk
ü Gelas
ukur
ü Kertas
saring
ü Oven
ü Kompor
listrik
ü Erlenmeyer
ü Labu
leher tiga
ü Tabung
reaksi
ü Kaca
arloji
ü Corong
ü Penyumbat
gabus
ü Autoklav
2. Bahan
ü Kulit
pisang raja
ü Bakteri
Saccharomyces cereviseae
ü Larutan
H2SO4 0,5 N
ü Ammonium
sulfat
ü Urea
II.I Cara Kerja
1. Persiapan Bahan
Kulit pisang raja
·
Dipotong kecil
·
Diblender
·
Disaring
Filtrat
·
Diendapkan
·
Disaring dan dikeringkan pada oven suhu 45-500C
Analisis kadar air
dan kadar pati
2. Hidrolisis Pati
Pati kulit pisang
·
Ditambahkan H2SO4 0,5 N
·
Panaskan sampai suhu 1000C selama 2,5 jam
·
Dinginkan pada suhu ruangan
·
Saring
Filtrat
·
Atur pada pH=5
3. Fermentasi
100 mL filtrat
·
Dimasukkan dalam erlenmeyer
·
Tambahkan 6 gr amonium sulfat
·
Tambahkan 6 gr urea
·
Pasteurisasi pada suhu 1200C selama 15
menit
·
Dinginkan
·
Inkolum awal ke dalam medium fermentasi
·
Inkubasi pada 27-300C
·
Ulangi dengan waktu dan berat pati bervariasi
Analisis kadar
bioetanolnya
4. Uji kandungan alkohol
1 mL hasil fermentasi
·
Ditambahkan 1 mL Na2Cr2O7
·
Ditambahkan 1 tetes H2SO4 pekat
Amati perubahan
yang terjadi
Note:
adanya perubahan warna larutan dari oren ke hijau menandakan adanya alkohol di
dalam larutan tersebut.
II.IV Pembahasan
Dalam pratikum
mandiri kali ini kami mengangkat sebuah judul yaitu mengenai “Pembuatan
Bioetanol Dari Kulit Pisang Raja”, kulit pisang raja ini mengandung
serat kasar dengan karbohidrat yang tinggi yaitu, senyawa sellulosa. Bioetanol
ini dibuat melalui proses anaerob dengan bantuan mikroba yaitu Saccharomyses
cerevisiae dengan teknik fermentasi.
Proses pembuatan
etanol ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu yang pertama tahap pengambilan
pati dari kulit pisang raja tersebut, dimana kulit pisang ini dipotong
kecil-kecil dan diblender, kemudian disaring dan diambil filtratnya. Filtrat
tersebut kemudian diendapkan dan dikeringkan pada oven dengan suhu 45-500 C,
sehingga diperoleh pati pisang raja.
Selanjutnya tahap
kedua yaitu hidrolisis pati dari kulit pisang raja. Hidrolisis merupakan suatu
reaksi kimia antara air dengan suatu zat lain yang menghasilkan zat baru :
(C6H10O5)n + nH2O n(C6H12O6)
Pati Air Glukosa
Dimana pati kulit
pisang raja tadi ditambahkan H2SO4 0,5 N sebanyak 50
ml sebagai katalisator karena reaksi air dengan pati berlangsung sangat lambat.
Kemudian campuran tadi direfluks sampai suhu 1000C selama 2,5 jam,
setelah itu didinginkan sampai suhu ruangan dan disaring sehingga diperoleh
filtrat.
Tahap ketiga dari
percobaan ini adalah tahap fermentasi, fermentasi adalah suatu proses oksidasi
karbohidrat yang bersifat anaerob. Dimana fermentasi ini mengubah glukosa
menjadi bioethanol oleh sel-sel Saccharomyces cereviseae dengan
reaksi :
C6H12O6 saccharomyces
cereviseae C2H5OH
+ 2CO2
Glukosa enzim
zimosa etanol
dimana langkahnya filtrat hasil hidrolisis dimasukkan
ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 3 gram amonium sulfat dan 3 gram urea
sebagai nutrisi bagi mikroorganisme yang akan digunakan untuk fermentasi
nantinya. Kemudian disterilkan dalam autoklav selama 15 menit, dan dikondisikan
pada suhu 27-300 C.
Selanjutnya filtrat
yang telah disterilkan tadi dibagi menjadi dua, dengan volume yang sama.
Kemudian masing-masing filtrat tadi ditambahkan bakteri saccharomyces
cerevisiae dengan volume yang berbeda, volume tabung pertama dimasukkan 50 ml
biakan bakteri dan tabung yang kedua dengan 30 ml biakan bakteri pula. Biakan
bakteri ini menggunakan media cair yaitu yang terbuat dari glukosa,
yeast ekstrak dan pepton yang dicampur menggunakan aquadest sampai volume 100
ml, dimana campuran ini berfungsi untuk nutrisi bagi bakteri yang akan ditanam
untuk berkembang pada media. Semua campuran itu dimasukkan kedalam erlenmeyer,
dan ditutup serapat mungkin agar bakteri ini tidak terkontaminasi oleh bakteri
lain, selanjutnya dimasukkan kedalam autoklav dengan tekanan 15 lb selama 15
menit dan didinginkan. Sehingga sudah siap untuk ditanamkan bibit
saccharomyces. Setelah media ini ditanamkan bibit bakteri, agar bakteri dapat
berkembang dengan baik, media ini dishaker selama 3 jam dengan beberapa kali
sampai 4 hari. Setelah dilakukan fermentasi, dibiarkan selama 7 hari pada suhu
ruangan, untuk mengubah glukosa menjadi ethanol.
Setelah dianalisa
secara kualitatif untuk uji alkohol yaitu dengan cara penambahan 1 ml natrium
bikromat 1% dengan katalis H2SO4 terhadap1 ml
bioetanol yang terbentuk diperoleh hasil negatif ditandai dengan tidak
berubahnya warna orange menjadi warna hijau. Reaksi yang seharusnya terjadi
untuk uji positif adanya ethanol adalah sebagai berikut:
3CH3CH2OH(aq) +
Na2Cr2O7(aq) + 4H2SO4(l) 3CH3COOH(aq)+
Cr2(SO4)3(aq) + Na2SO4(aq) +
7H2O(l)
Praktikum ini tidak berhasil dikarenakan oleh beberapa
faktor, yang pertama proses fermentasi ini berlangsung secara anaerob yang
tidak membutuhkan oksigen, sedangkan pada saat dilakukan pratikum tepatnya pada
penutupan fermentasi tidak dilakukan secara rapat sehingga ada kemungkinan
oksigen dapat masuk kedalam fermentasi sehingga memicu tumbuhnya jamur sehingga
mengganggu kerja bakteri untuk mengubah glukosa menjadi etanol. Kesalahan yang
kedua yaitu rentang dilakukannya refluk dan fermentasi sangat renggang sehingga
ada kemungkinan hasil hidrolisisnya sudah rusak, sehingga ada kemungkinan tidak
ada glukosa yang terbentuk yang akan diubah oleh bakteri menjadi ethanol. Dan
kemungkinan terakhir bahwa bakteri Sacchromyces tidak tumbuh dalam media akibat
terganggu mikroorganisme lain.
Menurut teori ada beberapa faktor yang mempengaruhi
fermentasi bioetanol yaitu media, suhu, nutrisi, pH, volume starter, waktu
fermentasi, dan konsentrasi gula. pH untuk media fermentasi adalah 4-6
sedangkan pada percobaan tidak ditentukan pH nya, waktu fermentasi yang normal
yaitu 3-14 hari, jika waktunya terlalu cepat, bakteriSaccharomyces
cerevisiae masih dalam masa pertumbuhan, sedangkan pada percobaan
hanya dilakukan selama 7 hari, ada kemungkinan bakteri masih dalam proses
pertumbuhan.
Bab III Penutup
III.I Kesipulan
1. Pembuatan
Bioetanol dari kulit pisang raja ini dibuat melalui proses anaerob
dengan bantuan mikroba yaitu saccharomyses cerevisiae dengan teknik fermentasi.
2. Proses
pembuatan etanol ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap
pertama pengambilan pati dari kulit pisang raja, tahap kedua yaitu hidrolisis
pati dari kulit pisang raja dan tahap ketiga adalah tahap fermentasi.
3. Hidrolisis
merupakan suatu reaksi kimia antara air dengan suatu zat lain yang menghasilkan
zat baru, pada percobaan ini di ubah pati menjadi glukosa.
4. Proses
fermentasi yang dilakukan pada percobaan adalah mengubah glukosa menjadi
bioethanol oleh saccharomyces cereviseae.
5.
Uji analisa etanol pada percobaan ini adalah negatif
(tidak menghasilkan etanol). Ini disebabkan oleh beberapa kesalahan,
diantaranya pengaturan pH yang tidak dilakukan, jarak waktu refluks dengan
fermentasi terlalu lama, dll
III.II Daftar Pustaka
Arbianto,Purwo.
1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Depdikbud.
Lechninger.
1986. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Poedjadji,A.
1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI.
Pudjatmaka,A.H
dan Qodratillah,M.T. 2002. Kamus Kimia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rhonny
dan Danang. 2003. Laporan Penelitian Pembuatan Bioethanol dari Kulit
Pisang. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional.
III.III
Kritik dan Saran
....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
No comments:
Write komentar